BERITA HANGAT 96

BERITA HANGAT 96 - CERITA DEWASA 96

BERITA HANGAT 96

BERITA HANGAT 96 - NONTON 96

Selasa, 28 Agustus 2018

Aku Di Goda Bosku Sendiri Untuk ML


Aku hanya bisa mendesah pendek karena kesal saat suamiku berejakulasi padahal penetrasinya baru berjalan kurang dari 2 menit saja, sedang aku sendiri baru menikmatinya persetubuhan ini.

seharusnya aku bisa maklum karena ini pengalaman pertama suamiku yang baru melangsungkan pernikahan denganku. sedangkan aku sudah lebih dari 4 tahun mengenal sex dengan secara rutin berhubungan badan. sehingga dengan tanpa sadar tadi pun aku membantu sumiku memasukkan penisnya ke dalam lubang vaginaku.domino588

Tentu saja suamiku bahkan keluargaku sendiri tidak pernah tahu mengenai pengalaman sexku selama ini karena dari penampilan dan aktivitasku seharihari terlihat biasabiasa saja. Hal itu dimungkinkan karena aku hanya berhubungan badan dengan orang yang sama terus. Walaupun demikian aku sudah siapkan alasan kalau suamiku nanti mempermasalahkan tidak adanya pendarahan saat malam pertama.

Namaku Tini, aku bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan pelayaran kapal barang. Usiaku waktu menikah adalah 28 tahun, tapi aku kehilangan keperawananku pada usia 23 tahun saat aku berkerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan telekomunikasi. Di bawah ini adalah ceritaku mengenai pengalaman sexku yang pertama.

Hari ini adalah hari terakhir bossku ada di kantor cabang Bandung ini, karena mulai besok beliau akan digantikan oleh orang baru yang dipilih oleh kantor pusat. Bossku memang mendapat promosi dari kepala cabang di Bandung menjadi direktur di Jakarta. Padahal aku belum sampai 2 bulan bekerja sebagai sekretaris di sini, sehingga selain harus beradaptasi dengan tempat kerja yang baru aku juga harus beradaptasi dengan boss baru. Di tempat kerjaku ini, aku adalah karyawan yang paling muda karena karyawan lainnya ratarata 10 tahun lebih tua.

Calon boss yang baru juga sudah datang karena hari ini akan menjadi hari serah terima de facto kantor cabang Bandung dari boss lama ke boss yang baru. Ternyata boss baru ini masih muda, umurnya masih sekitar 2627 tahun dengan badan yang tinggi besar dan cukup tampan dengan kumisnya yang tebal. Pak Yanto adalah nama boss baruku itu, beliau sudah berkeluarga dengan dua anak ; seorang putri dan seorang putra.

Pak Yanto ternyata membawa gaya kepemimpinan yang sama sekali berbeda dan membawa moderenisasi dalam bekerja. Karyawankaryawan yang asalnya terbiasa dengan kerja individual sekarang dipaksa kerja secara kolektif dalam suatu team work. Semua karyawan tanpa kecuali harus melek teknologi dan untuk itu boss baru tidak segansegan turun sendiri mengajari. Sebagai sekretaris akupun banyak belajar dari beliau tetang berbagai hal dan karena aku adalah karyawan yang paling sering berinteraksi dengan beliau tentunya aku punya paling banyak kesempatan untuk belajar .

Pelahanlahan mulai muncul rasa kagumku pada pak Yanto dan mulai mengidamkan mendapatkan jodoh seperti beliau atau mendekati kemampuan beliau. Berbeda dengan karyawan pria lain yang suka memandang rendah bahkan melecehkan sesama karyawan wanita, pak Yanto sangat santun kepada wanita baik itu karyawannya maupun bukan. Hal ini membuat muncul rasa sayangku pada pak Yanto karena aku merasa bisa berlindung kepada beliau.

Kombinasi rasa hormat, kagum dan sayang membuat aku merasa selalu ingin dekat dengan beliau, sehingga saat kami sedang berdua aku kadangkadang bersikap agak manja dan kelihatannya beliau tidak keberatan. Lambat laun aku mulai melihat bahwa pak Yanto pun mulai merasa nyaman kalau dekat dengan aku. Walaupun demikian kesempatan kami bisa berdua hanya saat berada di kantor saja sehingga semua urusan adalah berkaitan dengan pekerjaan dan pak Yanto tidak pernah mencoba mengajakku keluar berdua selain karena urusan kantor.

Hingga pada suatu waktu kantor Bandung harus bertindak sebagai tuan rumah pelatihan produk baru dari perusahaan dan pada akhir acara semua peserta ingin berwisata ke Ciater Subang. Walaupun aku bukan peserta training, tapi sebagai wakil panitia aku harus menemani mereka berwisata ke sana. Seperti yang aku khawatirkan sebelumnya, sebagai wanita satusatunya dimana peserta lainnya adalah pria, aku menjadi bulanbulanan yang cenderung melecehkan.

Untung saja pak Yanto segera melihatnya sehingga bisa menarikku dan mengajakku pulang lebih awal karena temanteman kantor Bandung yang lain pun tidak bisa diandalkan untuk melindungi aku. Akhirnya aku pulang berduaan saja dengan pak Yanto dan pada kesempatan sepanjang perjalanan kembali ke Bandung kami manfaatkan untuk mengobrolkan halhal diluar perkerjaan bahkan ke halhal yang agak pribadi.

Udah hampir sampai Bandung nih kata pak Yanto Enaknya ke mana dulu ya ?
Lho kenapa ga langsung pulang ? Kataku keheranan Bukankah bapak biasa ada acara bersama keluarga kalau malam minggu seperti sekarang ?
Saya sudah tanggung nih ijin pulang malam ke istriku untuk nemenin orangorang tadi jelas pak Yanto
Kalau begitu terserah bapa saja deh kataku dengan perasaan campur aduk antara senang bisa bersama beliau di malam minggu dengan rasa takut bepergian dengan suami orang.
Okay Jadi malam ini kita akan malam mingguan berdua ya Sahut beliau sambil tersenyum.

Malam itu kami seperti orang yang baru jadian pacaran, walaupun masih serba canggung tapi penuh dengan gairah yang menggebu. Apalagi beliau juga langsung bergerak cepat dengan tidak raguragu lagi untuk memeluk dan menciumi pipiku setiap ada kesempatan.

Menjelang tengah malam pak Yanto mengantarkanku pulang dan untuk pertama kalinya aku merasakan ciuman bibir dari lakilaki di dalam mobil sesaat sebelum masuk ke rumah.

Semalaman aku hampir tidak bisa tidur karena semua kejadian beberapa jam bersama bossku itu seperti diputar berulangulang dikepalaku. Perasaanku sangat bahagia karena langsung dimabuk cinta walaupun itu cinta terlarang. Selama ini aku tidak pernah benarbenar pacaran dengan beberapa pria yang bergantian mencoba mendekatiku, mereka hanya aku jadikan teman dekat sampai mereka menjauh sendiri.

Sejak hari itu pak Yanto selalu mengajakku keluar setiap hari Sabtu, kebanyakan hanya dari pagi sampai sore, jarang sekali bermalam mingguan lagi. Kadangkadang kami juga keluar malam sepulangnya dari kantor untuk nonton filem di bioskop atau makan malam bareng. Walaupun demikian aku menganggap kami sudah jadian, apalagi pak Yanto sudah mengajari aku berciuman bibir dengan permainan lidahnya.

Tidak sampai sebulan payudaraku sudah mulai di remasremasnya ketika kami berciuman. Waktu pertama kali dilakukan hanya dari luar baju tapi untuk yang selanjutnya sudah merogoh langsung ke balik BHku setelah melepas kancing baju dan mengangkat cup BHku. Terus terang aku sama sekali tidak memberikan penolakan atas aksi bossku yang ini karena aku sendiri sangat menikmatinya, apalagi kalau remasannya diselingi permainan jarijarinya pada putingku.

Tidak puas dengan meremas payudaraku, beliau juga mulai mengusapusap vaginaku kalau aku kebetulan sedang memakai rok. Untuk aksi beliau ini aku sempat menolak karena aku masih perawan dan itu yang kusampaikan kepadanya, tapi bossku bilang bahwa dia hanya akan mengusapnya dari luar celana dalam saja tidak sampai menyentuh langsung vaginaku. Walaupun awalnya raguragu tapi akhirnya aku mengijinkannya apalagi ternyata sentuhan beliau pada vagina membuat aku mulai mengenal apa yang namanya orgasme.

Bapaaaa Tini sudah ga tahaaannnn itulah teriakan khasku pada saat mencapai orgasme yang terasa seperti sangat ingin pipis tetapi penuh kenikmatan. Kata bossku aku mempunyai libido yang tinggi karena cukup dengan ciuman panjang dengan remasan di payudara dan permainan jari diluar vagina, aku bisa mencapai orgasme berkalikali sampai celana dalamku basah kuyup seperti ngompol tapi cairannya lebih kental dan sangat lengket.

Sebenarnya aku sangat risi karena kami selalu melakukannya di dalam mobil yang diparkir di tempat umum atau di ruangan beliau di kantor. Apalagi biasanya dalam sekejap pak Yanto bisa membuat bajuku berantakan. Tapi dengan hubungan cinta terlarang seperti kami hampir tidak mungkin melakukannya di rumah sampai akhirnya tiba hari itu

Pada suatu hari aku beri tahu pak Yanto bahwa pada minggu ini aku hanya hanya sendirian di rumah sampai hari Minggu karena orangorang rumah sedang mudik ke Bumi Ayu (Jawa Tengah) kampung halamanku. Jadi aku menawarkan ke beliau untuk kencan di rumahku saja sekalian menemani aku menjaga rumah. Saat itu hubungan kami sudah berjalan hampir tiga bulan dan aku sama sekali tidak memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi kalau hanya berduaan dengan bossku di rumah yang kosong.

Hari Sabtu pagi aku sudah tak sabar menunggu pak Yanto di rumahku, ada perasaan senang di hatiku karena akan bisa berkencan dengan beliau tanpa ada rasa khawatir seperti yang biasa kami lakukan. Rasa senang ini menimbulkan rasa kangen yang amat sangat kepada pak Yanto, padahal baru kemarin kami bercumbu di mobil saat diantarnya pulang. Akhirnya beliau datang juga dengan menenteng satu kantung kecil warna gelap (yang belakangan kuketahui berisi kondom dan pelumas). Sesuai permintaanku sebelumnya beliau memarkir mobilnya agak jauh dari rumahku supaya tetap memberi kesan rumahku kosong sehingga kencan kami tidak terganggu oleh saudara atau teman yang tibatiba datang berkunjung.domino588

Setelah mengunci pagar dari arah luar dan mengunci pintu masuk, aku langsung menubruk dan memeluk pak Yanto yang saat itu sedang meletakkan kunci mobil dan tas kecilnya di atas meja makan. Beliau langsung membalasnya dengan menciumku penuh kehangatan seolaholah juga baru bertemu kembali denganku. Dengan tanpa melepaskan pangutan dibibir, kami kemudian bergerak untuk duduk di karpet depan pesawat TV. Pak Yanto sengaja mendudukkan aku di atas bantalbantal yang ada supaya tinggi kami menjadi seimbang.

Setelah puas melepas kangen dengan berciuman, pak Yanto kemudian melepas bajuku kemudian BHku pun dilepasnya sehingga bagian atas tubuhku kini telanjang. Aku hanya bisa tertunduk malu karena selama ini belum pernah bercumbu sampai benarbenar melepaskan baju. Setelah aku tunggu beberapa saat aku mulai merasa heran karena pak Yanto tidak juga segera beraksi setelah menelanjangi bagian atas tubuhku. Aku coba memberanikan diri mengangkat mukaku untuk melihat ke arah beliau, ternyata pak Yanto sedang mengamati dengan seksama payudaraku dengan ekspresi kagum. Bossku ini rupanya juga sudah melepas baju atasnya sehingga kami samasama bertelanjang dada sekarang.

Tini, aku baru sadar ternyata besar sekali payudara kamu ! akhirnya beliau berkomentar Bukan sekedar besar tetapi benarbenar hampir bulat sempurna dengan letak putting di tengahtengah
Ba .. bapa gak suka ? kataku agak khawatir karena aku tahu ukuran payudara istrinya tergolong normal sedangkan semua perempuan di keluargaku payudaranya memang besarbesar, bahkan ukuran payudaraku masih tergolong kecil kalau dibandingkan mereka.
Saya suka sekali, terutama karena bentuknya yang benarbenar membulat Jawabnya
Hanya saja saya kaget karena tidak menyangka sebesar ini terutama kalau dilihat dari ukuran tubuh kamu yang kecil
Tapi yang jelas payudara kamu sangat kenyal lanjutnya sambil tersenyum nakal Sehingga terlihat selalu membusung walaupun sudah tidak menggunakan BH lagi

Sambil bicara pak Yanto mulai memegangmegang kedua payudaraku dengan kedua tangannya kemudian langsung memangut bibirku. Ciuman beliau kali ini tidak hanya ke bibir saja, tapi juga pada kupingku leherku, dadaku dan juga putting payudaraku yang berwarna coklat kehitaman. Remasan pada satu payudara bersamaan dengan isapanisapan yang disertai gigitan kecil pada putting payudara yang lainnya membuat aku dengan cepat merasa melayang.

Ahhhh ahhhhbapaaaaaaahhh Celotehku dengan mulut yang menganga dan mata yang susah fokus karena mendapat kenikmatan yang datang tibatiba.

Posisi tubuhku kemudian dirubah menjadi setengah berbaring sehingga bossku bisa lebih leluasa mencumbuku. Nafsu berahiku meningkat dengan cepat, aku mulai merasakan celana dalamku menjadi lebih lembab oleh cairan yang keluar di sana.

Bapaaaaa . TIni sudah ga tahaaaan . Teriakku seperti biasa kalau sudah mencapai orgasmeku. Saat itu aku ingin pak Yanto mengeluselus vaginaku yang basah dari luar celana dalamku, tapi sekarang beliau tidak melakukannya mungkin kah karena aku masih pakai celana jeans ?

Tapi karena berahiku sudah sampai ke ubunubun maka aku tarik tangan kanan pak Yanto ke arah selangkanganku sebagai isyarat keinginanku. Beliau rupanya bisa menangkap maksudku, tapi karena terhalang oleh celana jeans maka beliau berinisiatif membuka kancing celanaku dan resletingnya dengan satu tangannya supaya bisa menjangkau celana dalamku.

Pinggang celana jeansku yang tinggi (sampai pusar) rupanya masih menyulitkan beliau sehingga membuatnya jadi tidak sabar. Beliau lalu berhenti mencumbuku dan dengan gerakan cepat beliau menarik celana jeans dan celana dalamku sekaligus sampai terlepas. Tidak berhenti di sana, pak Yanto pun kemudian melepaskan celana dan celana dalamnya sendiri dengan masih dalam posisi duduk di karpet sehingga kami berdua sekarang dalam kondisi telanjang bulat.

Tubuhku yang telanjang berada dalam posisi badan setengah terbaring di karpet bersandar pada bantal dengan kedua kaki yang mengangkang. Saat itu aku sudah tidak begitu peduli dengan keadaanku karena yang aku inginkan adalah pak Yanto segera mengeluselus vaginaku seperti biasanya.

Tanpa menunggu lamalama pak Yanto langsung menindih kemudian menciumi bibirku sedangkan tangan kanannya mengeluselus vaginaku tanpa terhalang celana dalam lagi. Sentuhan langsung tangan bossku pada vagina ternyata terasa jauh lebih nikmat dari biasanya sehingga tensi berahiku mulai meninggi lagi setelah orgasme pertama tadi. Apalagi saat pak Yanto menggunakan jarijarinya mempermainkan kelentitku sambil menggesekgesek liang vaginaku yang sudah semakin basah.

Hhhhmmmmpphhh . Hmmmmmppphhhh.. jeritanku masih tertahan oleh ciuman pak Yanto.

Beliau kemudian beralih menciumi dan menjilati kedua putting payudaraku secara bergantian membuat tubuhku bergelinjang dengan hebat karena diserang rasa geli yang menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Jarijarinya yang ada di vagina juga terus beraksi dengar berputarputar di sekitar liangnya sehingga vaginaku terasa mulai merekah dan semakin basah.

Ahhhh.bapa ahhhh . Ahhhhh enaakkk ahhh Aku hanya bisa menjeritjerit sebagai ekspresi kenikmatan.

Pak Yanto adalah lakilaki pertama yang aku anggap sebagai pacar dan juga yang pertama menyentuh tubuhku. Cara beliau memperlakukanku membuat aku tidak bisa menolak permintaannya, bahkan membuatku selalu ketagihan dan merindukan beliau melakukannya lagi, lagi dan lagi. Walaupun selama tiga bulan perpacaran keperawananku masih belum terusik, tapi kali ini jadi lain ceritanya

Ga tahan pa Tini sudah ga tahan Bapa . ooohhhhh Teriakku saat merasakan orgasme lagi.

Setelah mengejang beberapa kali karena kenikmatan luar biasa yang kurasakan, tubuhku menjadi lemah lunglai. Aku mengangkat kedua tanganku ke arah beliau sebagai tanda ingin dipeluk, tapi pak Yanto malah bangun dan berlutut diantara kedua kakiku sambil menarik kakiku sedikit untuk membuat posisiku badanku berbaring secara sempurna. Kedua kakiku dipentangkannya lebarlebar dan tanpa raguragu beliau langsung memangut vaginaku dengan bibir dan lidahnya sehingga sekarang kepala bossku itu ada diselangkanganku.

Bapa apa yang .Uuuuhhhhhh ..akkkkhhhhhhhh..shhhhhhhh aku sempat kaget dan ingin bertanya apa yang dilakukannya itu tapi sebelum kalimatku lengkap aku sudah disergap lagi rasa nikmat dari permainan lidah dan bibir beliau di vaginaku.

Bibirnya mulai menciumi kelentitku sedangkan lidahnya menarinari menjelajahi sisi dalam vaginaku yang sudah mulai merekah. Kadangkadang ujung lidahnya terasa bergerak keluar masuk kedalam liang vaginaku yang walaupun tidak masuk terlalu dalam tapi mendatangkan sensasi yang luar biasa. Aku mulai menggerakgerakkan pinggul dan pantatku mengikuti tarian lidahnya sedangkan kedua tanganku meremasremas rambut bossku dengan gemas.domino588

Pak Yanto seperti tidak memperdulikan cairan vaginaku yang semakin membanjir dan bibir vaginaku semakin membengkak . Beliau bahkan mulai menggigiti kelentitku dan diselingi sapuan lidahnya yang kasar mengelilingi kulit kelentik yang sensitif membuat tubuhku mulai bergetar dengan hebat menahan rasa nikmat yang dahsyat.

Akkkkkhhhhhhhhhhhga tahan bapa Tini ga tahan lagi .akkkkkkhhhhh Aku mengerang dengan badan hampir melenting karena nikmatnya.

Pada saat nafasku masih memburu dan tersengalsengal karena dihantam kenikmatan, aku lihat pak Yanto kembali pada posisi berlutut dan masih berada diantara kedua kakiku. Kemudian beliau maju lebih mendekat ke selangkanganku sambil tangan kanannya seperti menggenggam sesuatu yang kemudian diarahkannya pada vaginaku.

Aku belum pernah melihat kemaluan atau penis orang dewasa, aku hanya pernah melihat penis anak kecil keponakanku saat aku diminta memandikan mereka. Walaupun bentuk dan ukurannya jauh berbeda, tapi aku yakin benda yang dipegang beliau itu adalah penisnya sendiri. Pengetahuan seksku memang sangat minim kalau tidak bisa dibilang nol, tapi naluriku mengatakan bahwa pak Yanto sekarang sedang berniat menyetubuhi aku.

Seketika timbul rasa takutku dan juga rasa menyesal karena telah mengundang pak Yanto ke rumahku yang sedang kosong supaya kami bisa bercumbu lebih bebas. Tapi badanku sudah sangat lemas karena tiga kali orgasme dan rasa takut membuatku malah semakin lemas saja sehingga akhirnya hanya bisa merasa pasrah kepada keadaan ini. Aku hanya mencoba memejamkan mata supaya pikiranku tidak merekam memori visual dari peristiwa yang mungkin kuanggap akan kusesali seumur hidup.

Kurasakan pak Yanto sudah berada di atas tubuhku dengan bertopang pada tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya membawa kepala penisnya bergesekan dengan kelentitku. Rasa nikmat yang ditimbulkannya sedikit banyak mulai mengurangi rasa gelisah akibat ketakutanku tadi. Pak Yanto juga kadangkadang membawa penisnya ke muka liang vaginaku dan melakukan gerakan berputar seolaholah ingin membesarkan ukuran liangnya yang setahuku sangat sempit.

Shhhhhhhshhhhhshhh Tanpa bisa kucegah mulutku mengeluarkan suara desisan nikmat yang seirama dengan gerakan tangan kanan beliau.

Tibatiba aku merasakan kepala penis pak Yanto tidak lagi berputarputar dimulut liang vaginaku, tetapi aku merasakan penis pak Yanto tersebut mulai terasa dijejalkan masuk ke dalam liang vaginaku. Daging penis beliau yang padat terasa menyakitkan saat memasuki liang vaginaku yang sudah merekah basah dan licin.

Aduuuuuhh.sakiiit aduuuhhhbapasakit sekali aduuhhhh Aku hanya bisa mengaduh pelanpelan sambil mengangkat kedua tanganku untuk berpegangan pada pinggiran bantal yang menyangga kepalaku sehingga bisa meremasremasnya saat merasa sakit.

BLESSSSS . Seluruh batang penisnya akhirnya masuk dengan sempurna dengan tidak terlalu sulit karena sudah siap akibat cumbuancumbuan luar biasa yang dilakukan tadi.

Sakit ya sayang ? Tanya bossku sambil memperbaiki posisi badannya tanpa merubah posisi penisnya dalam liang vaginaku.

Aku hanya mengangguk perlahan dan tanpa terasa ada butirbutir air mata muncul di ujung mataku yang terpejam. Pak Yanto dengan lembut mencium air mata pada ujung mataku dan mengeluselus rambutku yang panjang dan tebal.

Uuuuhhhhhh . Aku kembali mengeluh pelan saat pak Yanto mulai melakukan gerakan maju mundur pada penisnya dengan perlahan. Beliau lalu memelukku dengan erat sehingga kedua tanganku pun sekarang dalam posisi melingkari punggungnya.

Rasa sakit itu lamalama makin berkurang dan berganti menjadi rasa nikmat jauh melebihi yang pernah kurasakan sebelumnya.

Aarkkkhhh arkkhhhhh .arkkkhhh. aku mengeluarkan erangan yang terdengar aneh saat pak Yanto mulai mempercepat gerakannya sambil tetap dalam posisi memelukku.
Bapaaaa aduuuhhh. bapaaa Tini udah gak tahaaaannn Hanya dalam beberapa menit saja aku sudah meneriakan katakata orgasmeku yang khas.

Pak Yanto membalasnya dengan gerakan yang makin cepat dan diakhiri dengan hujaman yang dalam dan dilanjutkan dengan gerakan penis berputarputar seolaholah mau membuka lobang rahimku. Aku sampai mengejangngejang kenikmatan sambil mengangkatangkat pantatku untuk mengimbangi gerakannya, sedangkan kedua tanganku sekarang beralih meremasremas pantatnya beliau.

Ooohhhhhhhhh. Akhirnya aku kembali tergolek lemas karena kenikmatan, pak Yanto pun menghentikan gerakannya setelah melihat reaksiku.

Aku buka mataku dan memberikan senyumanku yang paling manis kepada bossku yang telah memberikan kenikmatan yang luar biasa dan secara ajaib menghapus sama sekali rasa menyesal yang sebelumnya kurasakan. Lalu kami berciuman cukup lama sambil saling membelai muka dan rambut masingmasing.

Setelah puas berciuman pak Yanto kemudian melepas pelukannya dan duduk tegak tanpa melepaskan penisnya dari vaginaku.

Tini, coba kamu lihat darah perawan kamu Ajak pak Yanto

Aku coba mengangkat badanku sedikit dengan ditopang kedua tanganku sambil melihat ke arah selangkanganku. Penis pak Yanto hanya terlihat pangkalnya saja karena sisanya masih berada di dalam liang vaginaku. Selain penuh dengan uraturat yang menonjol, pada penisnya juga terlihat sedikit cairan berwarna merah pada beberapa bagiannya. Noda merah yang sama aku lihat juga pada bulu kemaluanku, perutku, paha sebelah dalam dan perutnya pak Yanto. Rupanya itulah yang disebut darah perawan atau darah malam pertama oleh orangorang selama ini. Sebagai perempuan suku Jawa, warna kulitku lebih gelap dari wanita suku Sunda, demikian juga dengan kulit kemaluanku yang berwarna merah gelap sampai kebagian dalamnya sehingga bercakdercak darah itu tidak terlalu terlihat kalau tidak diperhatikan dengan seksama.

Belum sempat aku membuka mulut untuk memberikan komentar, beliau sudah mulai mengerakkan lagi penisnya maju mundur yang membuatku terpaksa berbaring kembali. Kedua kakiku satu persatu beliau naikkan ke atas bahunya sehingga badanku menjadi hampir terlipat dalam tindihan pak Yanto. Dalam posisi seperti itu pak Yanto memompa penisnya makin lama makin cepat sehingga membuat tubuhku terguncangguncang.

Oooowww .ahhhhaawww aku menjerit kenikmatan Bapaaa..aa..aa..aa nii iii..kkmmmaaaaa..aattttsssee eeekkkaaaaallliiiii suaraku jadi terputus putus karena kerasnya goncangan badanku.

CROK CROK CROK CROK aku mulai mendengar bunyi seperti air becek yang ditepuktepuk dengan keras. Belakangan aku ketahui itu adalah bunyi dari cairan yang telah membanjiri vaginaku dipompa dengan keras oleh penisnya pak Yanto sampai berbuihbuih.

Badan kami kurasakan mulai berkeringat sehingga terlihat mengkilat, setetes dua tetes keringat pak Yanto mulai jatuh ke tubuhku. Tak berapa lama kemudian keringat pak Yanto semakin membanjir dan mengalir deras ke perutku bercampur dengan keringatku sendiri .

CROKCROK CROK CROK CROK bunyi itu semakin keras

Rasanya aku hampir tak sadarkan diri karena gelombang demi gelombang nikmat yang makin lama makin besar seolaholah tidak aka nada batasnya. Tapi tibatiba aku merasakan tubuh pak Yanto mulai bergetar, pompaan penisnya makin tidak teratur iramanya.

TINNNIIII . Saya mau keluarrrrr teriak pak Yanto yang saat itu aku tidak tahu artinya.

Kurasakan pak Yanto menekan kuatkuat penisnya di dalam vaginaku, tak berapa lama kemudian penisnya terasa berdenyut denyut dengan kuat lalu seperti memuntahkan sesuatu yang hangat berkali kali di dalam tubuhku. Denyutan pada penis beliau yang disertai semburan cairan hangat tersebut melipatgandakan kenikmatan yang tengah kurasakan.

Bapppaaaaa Oohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh akupun menyusul mengeluarkan lenguhan kenikmatan yang panjang sampai semburan dari penis pak Yanto berhenti.

Tubuh pak Yanto lalu ambruk kelelahan menimpa tubuhku setelah sebelumnya menurunkan kedua kakiku dari bahunya. Untuk beberapa saat pak Yanto tidak bereaksi sama sekali, sehingga aku coba peluk beliau eraterat sambil mengeluselus kepalanya dengan penuh kasih sayang. Beberapa saat kemudian beliau mulai bergerak bangun dan langsung mencium bibirku.

Tini, kamu bisa merasakan kenikmatannya sayang ? Tanya beliau dengan setengah berbisik ditelingaku.

AKu hanya mengangguk pelan sambil tersenyum kepada beliau.

Sekarang bapa sudah mencicipi milik Tini yang paling berharga dan hanya ada satusatunya Kataku secara spontan yang dijawab dengan senyuman dan ciuman dari pak Yanto.
Tapi sebagai gantinya tadi Tini sudah merasakan kenikmatan yang luar biasa lanjutku Jadi Tini sebenarnya tidak tahu apakah harus meyesal atau berterima kasih

Sekali lagi beliau menjawabnya dengan tersenyum sambil memandangku dengan mesra sehingga aku menjadi jengah sendiri hingga tertunduk malu. Kembali aku dihujani dengan kecupankecupan kecil dan ciumanciuman pendek yang sangat berarti bagiku.

Aaaaahhhhhhhhhhhhhhh. Jeritku tertahan ketika tibatiba pak Yanto menarik penisnya keluar.

Pak Yanto kemudian berdiri dan berjalan ke halaman belakang untuk mengambil selembar handuk yang sedang dijemur di sana, kemudian dengan halus beliau menyeka keringatku dan keringatnya sendiri dan terakhir menyeka vaginaku dan penisnya.

Hari itu kami bertelanjang bulat seharian selama di dalam rumah, baik itu waktu memasak di dapur, makan siang , nonton TV ataupun saat sekedar mengobrol berdua. Kondisi kami yang bertelanjang bulat membuat kami selalu mudah terangsang lagi untuk bersetubuh, sehingga antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya kami selingi dengan bersetubuh.

Dalam persetubuhanpersetubuhan lanjutannya itu, beliau selalu menggunakan kondom yang dibawanya. Waktu itu aku dengan polosnya memprotes penggunaan kondom karena mengurangi kenikmatan bersetubuh padahal waktu persetubuhan yang pertama beliau tidak menggunakan kondom tersebut. Sambil nyengir beliau menjelaskan bahwa yang pertamapun seharusnya beliau memakai kondom, tapi beliau khawatir aku keburu sadar dan menolak meneruskan saat beliau sedang memasang kondomnya.

Menjelang malam pak Yanto akhirnya pamit pulang setelah total empat kali menyetubuhiku sepanjang hari tadi.

Hubungan kami selanjutnya semakin panas karena untuk dua tahun pertama aku benarbenar ketagihan untuk bersetubuh dan untuk itu aku bersedia disetubuhi dimanapun dan dalam segala kondisi, tentu saja hanya dengan pak Yanto saja. Seringkali aku di kantor minta di setubuhi sambil berdiri atau dalam posisi menungging di meja dengan berpakaian lengkap. Kalau aku sedang menemani pak Yanto ke luar kantor atau saat diantar pulang sorenya, kadang aku suka merengek minta mampir ke hotel melati atau motel untuk memuaskan berahiku. Tidak terhitung pula persetubuhan yang kami lakukan di dalam mobil yang biasanya kami parkir areal parkir umum yang luas tapi gelap.

Pak Yanto tidak pernah menolak permintaanku, tapi beliau mewajibkan aku untuk selalu membawa kondom di dalam tasku karena beliau tidak bisa membawa persediaan kondom yang memadai tanpa ketahuan istrinya.

Tapi nafsu berahiku yang terlalu tinggi ini akhirnya membawa akibat fatal ketika aku memaksa untuk tetap disetubuhi pada saat persediaan kondom telah habis. Saat itu aku meminta bersetubuh dengan posisiku di atas dan pada saat pak Yanto akan ejakulasi aku tidak mengindahkan isyarat pak Yanto untuk mencabut vaginaku dari penisnya karena aku belum mencapai orgasmeku yang ketiga sehingga akhirnya sperma beliau tumpah di dalam tubuhku.

Akibatnya dua bulan kemudian aku dipastikan hamil !

Rasa bersalah membuatku tidak berani langsung membicarakannya kepada pak Yanto sehingga janinku semakin membesar. Pak Yanto akhirnya mengetahui juga setelah beliau merasa heran karena aku bersedia disetubuhi pada tanggaltanggal biasanya aku mendapat haid dan juga merasakan payudaraku semakin membesar.

Karena kandunganku yang mulai besar, pak Yanto membawaku ke dokter kandungan untuk digugurkan dengan cara yang aman. Dokter tersebut mau melakukan tindakan aborsi karena aku diakui sebagai istri muda beliau yang tidak diijinkan punya anak oleh istri tuanya. Sangat ironis memang

Kehamilan yang tidak dikehendaki dan aborsi yang aku lakukan membuat Pak Yanto memintaku untuk memasang IUD sehingga kami berdua tidak lagi perlu khawatir akan kebobolan. Sehingga kini aktivitas seks kami berdua terasa makin intensif dan tanpa disadari mulai terlalu demonstratif yang membuat orangorang kantor mulai bertanyatanya adanya hubungan istimewa diantara kami.

Akhirnya untuk mencegah kecurigaan orangorang kantor yang sering melihatku keluar dengan nafas memburu dan lipstik memudar dari ruangan bossnya hampir dua kali sehari, pak Yanto merekomendasikan aku ke perusahaan lain yang dikelola pelanggan perusahaan kami. Kemudian aku dikontrakkan kamar kos yang memungkinkan beliau datang kapan saja. Hampir setiap sore sepulang dari kantor beliau datang menyetubuhiku sebelum pulang ke rumahnya dan kadangkadang pagipagi juga datang mengantarku ke kantor setelah bersetubuh dulu tentunya.

Setelah hampir empat tahun berhubungan dengan pak Yanto tanpa status yang jelas, akhirnya aku menerima lamaran dari teman SMAku yang inginmengajakku menikah tanpa melewati pacaran. Mulanya pak Yanto keberatan dengan keputusanku, tapi akhirnya beliau mau menerimanya setelah aku berjanji mau tetap melayaninya kalau diminta. Hal itu memang bisa aku buktikan, bahkan saat aku sedang hamil anak pertamaku, aku tetap bersedia bersetubuh dengan beliau.

Aku memang tidak pernah bisa melupakan mantan bossku ini, bukan karena beliau orang yang telah merengut keperawananku, tapi karena aku memang mencintainya.

MAMA LUPA JEMPUT


Aku membesarkan putriku seorang diri. Seorang remaja pemarah, pemilik darah ayahnya. Dapat kusimpulkan begitu karena aku merasa sebagai seorang wanita yg lemah lembut. Sering aku mengalah dan memberi apa yg putriku mau demi keutuhanku dan dia.

Pernah ketika, aku janji. Jemput anakku, pulang sekolah. Tp aku lupa. Teringat akan sifatnya yg pemarah membuat aku langsung bergegas ke sekolahnya. Kucari dan selalu kucari, ternyata sedang di kantin sekolah, ngobrol bersama teman – teman. Saat anakku melihatku datang, anakku seolah meniupku. Setelah itu dia tampar aku. Aku belum pernah melihat dia semarah ini sebelumnya.

Aku terkejut akan reaksiku yg bahkat tdk melawan, membantah atau mencoba menghentikannya. Aku hanya menundukan kepala dan mencari alasan. Sikapku ini rupanya membuat dia tak berkenan, memarahiku dan menjewer telingaku. Telingaku terus dijewer dan aku diseret hingga ke mobilku. Aku tak mencoba menghentikannya. Yg kulakukan hanyalah mengikuti dan merintih menahan sakit di telinga.

Melewati tempat sampa, anakku menghentikan langkah. Dia memerintahkanku agar melepas cdku dan melemparkan ke tempat sampah tersebut.

“Tp Na, …” aku mencoba berdebat.

Namun telingaku malah dijewer makin keras. Hingga aku terpaksa berjinjit. Aku memang pendek, kira – kira seratus lima puluh centimeter. Sedang anakku kira – kira seratus delapan puluh centimeter. Benar – benar seperti ayahnya. Anakkk kembali menyuruhku.

Sekali lagi aku menuruti perintahnya dgn mudah. Kuturunkan cd dari rokku hingga pergelangan kaki. Dia melepas telingaku, aku membungkuk utk mengambil cdku. Saat aku membungkuk, anakku mengangkat rokku, hingga semua yg melihat pasti melihat pantatku. Aku lantas membuang cdku disertai tawa dari orang – orang. Setelah itu, anakku menyeretku lagi ke mobil. Kuharap amarah anakku bakal reda dlm perjalanan pulang. Namun ternyata malah mengomel terus. Dia jg bilang bahwa aku mesti dipukul begitu sampai di rumah. Kurasa anakku sedang bercanda.

Kami sampai di rumah. Namun sebelum masuk, anakku menyuruhku melepas semua pakaian.

“Tp Na …” aku mencoba lagi. Hasilnya, anakku menamparku lagi. Pipi kiri dan kanan. Aku lantas menuruti perintahnya, membuatku terkejut betapa mudah aku menurut. Aku menangis terisak.

Di dlm, aku disuruh berdiri menghadap dinding. Kudengar putriku seperti sedang sibuk, namun aku tak berani menoleh.

“Sini!” perintahnya.

Aku lantas mengikutinya ke kamar tidurku. Aku ketakutan saat melihat apa yg ada di kasur. Di kasur terdapat sisir, bet pingpong, pemukul kasur dan pecut hiasan dinding. Aku gugup, aku mencoba menenangkannya namun malah membuatnya meraih putingku, meremas dan memutarnya hingga aku menjerit kesakitan. Aku akan biarkan saja putriku memukulku, siapa tahu akan reda amarahnya setelah itu.

Putriku menyuruhku berbaring di kasur. Di tengah kasur terdapat selimut dan diatas selimut terdapat bantal. Aku berbaring di atasnya membuat pantatku seperti terangkat. Lantas putriku mengikat tangan dan kakiku dan tali itu diikat ke kaki ranjang membuatku tak berdaya dan seperti huruf X.

Putriku mengambil sisir dan langsung memukulkannya pada pantatku. Setelah beberapa pukulan, aku menangis dan meminta belas kasihnya. Namun efeknya berbanding terbalik dgn yg kuharap. Putriku malam memukulkan sisir makin menjadi. Saat pukulan berhenti, air mataku jatuh tak tertahankan. Namun putriku langsung mengganti sisir dgn bet pingpong dan kembali menampar pantatku. Rasanya seperti seratus tahun aku dipukuli hingga berhenti. Pantatku serasa terbakar panas. Suara yg terdengar di kamarku hanyalah tangisanku dan suara nafas putriku yg berat.

Beberapa saat kemudian putriku mengambil pemukul kasur. Saat dipukul aku menjerit shok. Hingga saat putriku berhenti, setelah beberapa menit baru aku bisa menenangkan diri. Namun begitu, aku tak hentinya menangis.

Putriku meninggalkan kamar dan perlahan aku berhenti menangis. Setelah beberapa saat, putriku kembali. Kucoba berbalik melihat apa yg akan putriku lakukan. Tp aku disuruh terus menatap ke depan. Putriku mendorong pantatku. Sebelum aku menyadari betul apa itu, sesuatu telah masuk terpasang di anusku. Aku tentu saja kembali menjerit.

Lantas putriku memasukan dildo ke meqiku, yg anehnya sdh basah, dan mulai mengentotku dgn dildo itu. Putriku jg mengocok sumbat anus sambil mengocok dildo. Reaksi yg kuterima benar – benar mengejutkanku. Ternyata aku hampir keluar. Saat putriku menyadarinya, dia tertawa lantas menghentikan aksinya. Putriku kembali memukul pantatku, membuat orgasmeku yg hampir datang kembali menjauh.

Putriku kembali ngocok dildo dan sumbat anus seperti sebelumnya, namun saat aku akan keluar putriku menghentikan kocokan lantas memukul pantatku. Putriku beberapa kali mengulangi hal itu membuatku frustasi.

“Kalau lu mau keluar lu mesti minta sama gw!” perintah putriku.

Aku mendadak lupa sopan santun, martabat dan kehormatan. Aku sungguh ingin keluar.

“Oh Na, biarin mama keluar,” aku memohon.

Putriku tertawa. Setelah itu dia kembali ngocok dildo dan sumbat anus hinga aku keluar. Setelah aku keluar, putriku pergi tanpa melepas dildo dan sumbat anus.

Aku dibiarkan sendiri entah selama beberapa saat. Mukin satu jam kemudian putriku kembali lantas mencabut dildo dan ikatanku. Namun sumbat anus masih terpasang. Aku yakin putriku telah puas. Namun rupanya putriku menyuruhku berbalik. Aku lantas terlentang. Pantatku kembali terasa sakit karena luka pukulan tadi.

Putriku lantas memegang pecut. Aku bahkan lupa tentang itu. Putriku lantas memecut toketku dgn pecut hiasan utk dinding. Bahkan beberapa kali mengenai putingku. Perutku pun tak luput dari cambukannya. Terus pahaku hingga aku kembali berair mata.

Putriku lantas naik ke kasur dan berdiri di atasku. Diantara kakinya terdapat tubuhku. Apa yg akan dia lakukan, aku bertanya – tanya. Putriku lantas menyeret ujung pecut hingga mengenai meqiku. Aku lantas menyadari mana yg akan dicambuk.

“Jangan Na, jangan,” teriakku panik.

Sia – sia sdh, aku berteriak. Sepuluh pecutan membuatku berteriak sambil nangis memohon belas kasihnya.

“Sekarang siapa yg merintah di rumah ini?” tanyanya.

Aku bingung, apa yg harus aku katakan. Beri aku ide… beri aku ide…

Putriku kembali mencambuku sepuluh kali, lantas mengulangi pertanyaannya.

Aku tak ingin dicambuk lagi, lantas kujawab, “kamu Na, kamu yg merintah di rumah ini.” Aku tak tahu apakah jawabanku benar. Namun itulah satu – satunya yg bisa kupikirkan.

Putriku tertawa puas. Aku yakin jawabanku benar.

“Siapa yg bakal ngelakuin apa yg gw perintahkan?”

Aku tak langsung menjawab. Akibatnya aku kembali dipecut sepuluh kali. Aku berteriak,

“mama yg bakal ngelakuinnya.” Hatiku melara – lara, memang begini maunya. Aku menjawab agar gak dicambuk lagi.

Putriku melepas cambuk dari genggaman tangannya, membuka sleting celana jin dan melepas celananya serta cdnya. Setelah itu dia berlutut di atas wajahku. Dia menjambak rambutku dan berkata,

“jilat meqi gw anjing.” Putriku menarik kepalaku ke meqinya.

Aku tak pernah menjilati meqi sebelumnya. Aku ragu – ragu meski mulai menjilatinya. Namun aku ingin menyenangkannya, jadi kujilat sebisaku. Rupanya jilatanku cukup bagus karena tak mala kemudian putriku teriak akan segera keluar. Putriku menekankan meqi ke kepalaku begitu dlm hingga aku tak bisa bernafas. Aku takut mati lemas. Aku lega saat akhirnya putriku melepaskan tangan di kepalaku. Ada sedikit kebanggaan bisa memuaskannya.

Putriku lantas duduk di sampingku dan kembali mengambil pecut. Aku merasa ngeri takut dicambuk lagi. Namun putriku malah memberitahuku aturan baru rumah ini. Mulai sekarang aku hanya boleh memakai pakaian serba pendek/mini, seperti rok mini, daster mini, celana pendek. Satu – satunya rambut yg boleh tumbuh hanyalah yg ada di atas kepalaku, lain dari pada itu tdk boleh ada. Selain itu, aku jg harus jadi tempat pembuangan putriku dan teman – temannya kapan pun dan di mana pun. Aku setuju dan ikatanku dilepas. domino588

Kurasa esok akan kembali normal.

Perlakuanku rupanya bukan emosi sesaat putriku. Esok paginya setelah aku buang air besar, sumbat anus kembali dipasangnya dan aku disuruh membuang semua pakaianku. Ternyata tdk semua, aku diizinka memakai kaos yg begitu ketat. Bahkan hampir tak bisa menutupi meqiku. Sebelum sekolah, putriku mengambil semua uangku, bahkan membawa mobilku. Yg lebih buruk lagi, aku disuruh menemuinya di sekolah. Aku merasa ngeri memikirkan jalan ke sekolahnya, memakai kaos ketat pendek.

“Tp Na, mama tak bisa pergi hanya memakai ini,” kataku lemah.

Sebelum aku menyadari apa yg terjadi, putriku telah duduk di kursi, menarikku hingga ke pangkuannya dan mulai memukul pantatku. Sisa pukulan kemari masih sakit, ditambah sekarang, tentu makin sakit lagi. Aku lantas menangis dan memohon seperti anak kecil. Putriku tak menunjukan belas kasihnya, malah terus memukulku hingga akhirnya aku minta maaf karena tak menurut. Putriku lantas tertawa dan melepaskanku yg langsung jatuh ke lantai.

Putriku meninggalkanku menangis lalu duduk di kursi terdekat. Aku sdh lupa akan sumbat anus membuatku terkejut saat pantatku duduk di kursi. Aku angkat kembali pantatku dan menurunkannya pelan. Aku menangis mengasihani diri dan mencoba memahami apa yg terjadi pada diriku.

Kupikir aku tak mematuhinya saja, tak memakai kaos ketat, tak ke sekolahnya, kucabut sumbat anus yg tak nyaman ini. Tp rasa sakit akibat sumbat anus itu membuatku tak punya keberanian. Aku benar – benar pengecut. Perlahan aku bangkit dan mulai melakukan apa yg diperintahkan.

Beberapa saat kemudian, lemari pakaianku telah kosong. Aku terisak putus asa sambil melihat lemari kosongku. Aku lantas putuskan utk ke sekolah Ana. Aku bahkan tak memakai rok atau sesuatu utk menutupi meqiku.

Entah bagaiamana aku berhasil sampai ke sekolah anakku tanpa banyak diketahui orang. Meski harus mengendap – endap, sungguh tak nyaman rasanya jalan dgn anus tersumbat. Aku tentu tak langsung melihat Ana.

Aku diam menunggu putriku muncul utk naik mobil, namun tak muncul jua. Akhirnya aku mesti ke masuk ke sekolahnya utk mencarinya. Untungnya sekolah sdh lengang, hanya ada satu atau lima murid. Namun meski begitu mereka melihat apa yg kupakai. Tentu mereka menyadari apa yg terlihat. Beberapa murid mengejek dan bahkan memfotoku. Aku jadi benci hp berkamera.

Aku langsung ke kantin dan mendapati putriku di sana sedang ngobrol bersama teman – teman. Putriku menatapku dgn sombong, aku langsung tahu sedang berada dlm keadaan berbahaya. Dia tak mengucapkan sepatah kata pun, hanya menunjuk lantai di sampingnya.

Aku tak tahu apa maksudnya, jadi aku hanya berdiri kebingungan. Karena kesal, anakku meraih rambutku dan menariknya ke lantai hingga aku berlutut seperti anjing di sampingnya. Aku bersuara akibat sakit dan takut. Mendengar suaraku teman – temannya hanya tertawa. Mereka mungkin senang melihatku, yg sdh dewasa, diperlakukan seperti ini. Yah setdknya dgn berlutut, meqiku tak terlihat orang lain.

Namun Ana lantas menyadarinya. Dia lantas memerintahkanku melebarkan paha selebar – lebarnya. Menyadari akan terlihatnya meqi membuatku memohon pada putriku agar tak melakukan ini. Namun ternyata permohonanku dijawab tamparan pipi hingga aku menagis. Kaos pendekku kini seperti terangkat hingga sepinggang. Teman – temannya tertawa mengikik. Aku sangat malu dan terhina.

Seorang guru muncul di kantin. Aku rasa Ana bakal menyuruhku menutup meqiku agar tak timbul masalah. Namun ternyata berbanding terbalik dgn apa yg kukira. Putriku melambai ramah pada guru membuat guru itu datang menghampiri. Guru itu lantas menatapku dgn angkuh.

“Kamu benar Na, pelacur itu pasti sange abis pose kayak gitu.”

Ana tersenyum dan balas bicara,

“Oh ya! Kayaknya bener – bener sange nih pelacur. Bener gak?”

Aku masih tercengang bingung apa yg harus ku jawab. Aku masih belum terbiasa dgn semua ini. Aku ragu – ragu utk menjawab hingga pipiku kembali mendapat tamparan membuatku terkejut hingga jatuh.

“Lu terangsang gak? Jawab anjing!”

Aku tak ingin ditampar lagi lantas aku kembali berlutut dan menjawab,

“saya tdk tahu Na … Nyonya.” Aku hampir lupa kalau aku mesti memanggil putriku Nyonya, dan memanggil diriku dgn saya.

“Saya tdk tahu?” dengus putriku.

“Pegang meqilu, basah gak? Dasar pelacur memang bodoh.”

Aku malu mendengarnya, apalagi mendengar tawa mencemooh. Kuraih meqiku dan mersa takjub mendapati kenyataan meqiu basah. Bagaimana bisa aku terangsang dlm keaadan seperti ini? Tp aku benar – benar basah dan tak tahu kenapa.

“Gimana?” tanya putriku.

Aku bingung, aku tak mau memberitahu orang lain kalau meqiku basah tp di sisi lain aku tak ingin ditampar lagi. Aku menghela nafas dlm dlm dan mengaku sambil berbisik, “ya nyonya, saya basah.” Putriku seperti kurang puas dgn jawabanku membuatku mengulangi kata – kataku dgn agak keras hingga terdengar orang – orang.

Semuanya tertawa membuatku jadi lebih malu. Meski aku bertanya – tanya kok bisa?

“Pelacur ini memang lucu, kapan – kapan boleh pinjem gak?” tanya guru.

“Boleh, tp kalau sdh terlatih.”

Terlatih? Aku bertanya – tanya maksud dari kata – kata putriku. Namun aku sadar sebentar lagi pasti kuketahui. Ana lantas memakaikan kalung dan memasang tali ke kalung itu. Ana menarik tali dan aku merangkak mengikutinya di belakang hingga ke mobil. Rasanya sungguh memalukan, tp lebih baik terhinda daripada dipukuli. Di sisi lain aku masih shok akan kenyataan betapa meqiku basah.

Tiga orang teman Ana mengikuti kami. Aku pun diperintah utk memanggil mereka nyonya. Ana memebuka bagasi dan menyuruhku masuk ke sana. Aku senang aku dulu tak membelik mobil pick up. Sekali lagi aku menyerah dan mengikuti perintahnya. Setelah itu kudengar Ana dan teman – temannya naik dan mobil pun melaju. Setelah beberapa saat, mobil berhenti dan putriku membuka bagasi. Kami berada di sebuah tempat parkir.

Kami naik lift dan masuk ke sebuah tempat tempat seperti salon. Kami ditemui seorang pelayan wanita yg berbadan subur. Putriku menyuruhku melepas kaos. Aku melakukannya dan berdiri telanjang. Aku lantas duduk dikursi dan diikat.

“Ya, pertama kita mesti menyingkirkan ini,” kata pelayan sambil menarik jembutku.

“Bener, biar kayak kimcil, belum berbulu,” jawab putriku terdengar antusias.

“Mau cara biasa atau menyenangkan? Menyenangkan bagi kita tentunya.”

“Menyenangkan bagaimana?” tanya putriku penasaran.

Pelayan meraih jembutku dan menariknya. Aku teriak kesakitan. Sepertinya setiap orang di toko mendengar suaraku karena setelah itu aku dikerubuti orang – orang. Sambil tertawa, pelayan, putriku dan tiga temannya bergantian menarik paksa jembutku disertai teriakanku. Orang – orang yg menonton terlihat senang hingga meqiku benar – benar botak. Pelayan lantas mengambil suntikan. Aku jadi khawatir dan memohon padanya. Namun sia – sia, begitu disuntik aku langsung tertidur.

Perlahan-lahan aku bangun, mencoba mengingat apa yg telah terjadi. Pusingku belum hilang. Aku melihat cermin dan melihat diriku. Rambutku dikuncir, meqiku tak berjembut. Postur tubuhku yg kecil merubahku dari seorang ibu menjadi seperti seroang gadis kecil. Putriku lantas muncul membawa pakaian. Aku terkejut melihat pakaiannya adalah pakaian yg biasa dipakai oleh gadis – gadis, buka oleh ibu – ibu. Melihatku yg seperti enggan membuat putriku menunjuk dinding. Di dinding itu telah terdapat cambuk dan tongkat yg menempel. Hanya dgn ancaman saja sdh membuatku memakai pakaian.

Kami kembali ke dlm toko di mana teman putriku dan pelayan menunggu. Mereka memuji putriku dan adik kecilnya yg lucu.

Hari – hari berlalu. Putriku sering membuatku bersenggama dgn teman – teman lelakinya. Aku merasa sangat malu berhubungan badan dgn abg sementara putriku dan teman – temannya menonton.

Putriku bahkan mengirimku ke jalan tempat bersarang pelacur – pelacur murah meriah. Aku diharuskan pulang membawa uang dlm jumlah tertentu. Aku tahu putriku tak begitu memerlukan uang itu, putriku menyuhuku hanya utk menunjukan siapa yg memegang kendali. domino588

Namun yg lebih memalukan adalah saat putriku dan ketiga sahabatnya menyenggamaiku. Ya, mereka memakai alat bantu, seperti celana dlm, namun di cd itu terpasang dildo yg berukuran agak besar. Tentu aku tak boleh keluar. Namun sayangnya aku keluar jg, membuat putriku menghukum meqiku.

Baru – baru ini putriku seperti mengadakan perayaan di rumah. Aku diikat hingga berlutut dgn pantat membusung ke atas. Mereka lantas menyodomi pantatku dgn cd dildo beberapa kali. Meski sakit dan sungguh sangat merasa terhina, ternyata sangat sulit utk menahan diri agar tdk keluar. Untungnya mereka memutuskan aku pantas keluar.

Namun rupanya aku harus keluar dgn cara masturbasi. Mereka bahkan mulai bertaruh berapa kali aku keluar dlm tempo yg sesingkat – singkatnya, yaitu tiga puluh menit.

Memalukan sekali rasanya masturbasi di hadapan sekitar dua puluh abg yg matanya fokus menonton. Delapan kali aku keluar. Pemenangnya ternyata Aisah, seorang gadis tomboy dgn perawakan kecil. Dia terlihat sangat gembira.

Esoknya kembali normal, aku disuruh berpakaian layaknya abg, seperti adik baginya. Aku benar – benar benci. Entah ke mana aku di bawa, hingga sampailah aku ke sebuah rumah tua, seperti peninggalan kumpeni dgn halaman yg luas. Datang abg menyambut dan memeluk putriku. Dari pelukan dan ciumannya, bisa kulihat mereka tak layaknya seorang teman biasa. Aku jadi sedikit cemburu. Di sisi lain aku jadi malu melihat sisi lembut dan cinta putriku.

Aku tak tahu mesti ngapain saat kedua abg itu terus pelukan sambil ciuman. Lantas kuputuskan utk melihat sekeliling. Lantas kusadari ada seorang wanita di belakang gadis yg mencium putriku. Dia terlihat sama sepertiku. Bahkan memakai pakaian yg sama. Selintas, kami seperti kembar. Selama beberapa saat kami bertatapan, lantas dia tersenyum malu. Apa yg terjadi pada dirinya, apa yg terjadi pada diriku. Siapakah dia?

Putriku lantas menghentikan pelukannya dan melihat kami yg lantas menunduk. Wanita lain yg sepertiku lantas menyambut putriku, “Nyonya Ana,” katanya lantas berlutut. Untungnya aku telah mendengar siapa yg mencium putriku. Aku lantas berlutut dan bicara, “Nyonya Sandra.” Aku merasa putriku merasa bangga dan Sandra terkejut. Namun tentu aku tak melihat karena aku menunduk.

Ana mengetukkan kaki kanannya yg merupakan tanda kalau aku harus mengikutinya. Aku bangkit diikuti abg yg sepertiku. Namun kuperhatikan Sandra belum menyentukkan kaki. Sepertinya sengaja, aku lantas berbisik, “belum dulu,” pada sebelahku. Dia kembali berlutut sementara aku melangkah mengikuti putriku.

Putriku dan Sandra menoleh melihatku patuh di belakang putriku sedang gadis lain masih berlutut di tempatnya. Kini Sandra menyentakkan kaki lantas kudengar gadis lain lari hingga kini di sebelahku. Aku merasa tangannya mencari tanganku, lantas kuraih dan kami bergandgn tangan. Kami bergandgn tangan seperti putriku dan Sandra. Sepertinya kami terlihat seperti teman kecil yg lucu.

Di dlm, aku berusaha melihat – lihat. Ternyata ruang tamunya sangat besar. Kami sampai ke ruang lain, yg tak kalah mengesankannya.

“Lu tau mesti kemana,” Sandra berkata,

“bawa dia!”

“Ya nyonya,” jawabnya lantas menarikku.

Aku terkejut di bawa ke ujung dinding, di sana ada pintu tersembunyi. Di dlm, kami tetap berdiri sambil tetap berpegangan tangan. Ingin kubertanya, hatiku melara – lara, namun aku takut kita belum diizinkan bicara.

Setelah beberapa saat, dia mulai berlutut, sambil tetap memegang tanganku, lantas menarikku hingga aku ikut berlutut. Dia tak mau mepas tangannya. Bahkan dia kini mendekat padaku. Kini, dia melepas tangan dan menaruhnya di pahanya, aku mengikutinya. Kini tubuh bersentuhan. Aku baru mengalami seperti ini, jadi aku hanya diam saja.

Beberapa saat kemudian kedua nyonya kami masuk dan tersenyum melihat kami duduk. Mereka lantas menyuruh berdiri dan melepas pakaian. Sandra datang bawa tiga sepatu highheel, bukan tiga pasang. Sepatu ketiga bentuknya lebih besar. Lantas sepatu ketiga itu diisi kaki kanan gadis kecil dan kaki kiriku. Kaki itu tingginya kira – kira sepaha. Lantas sletingnya ditarik hingga pas. Aneh rasanya bersepatu bersama orang lain.

Ketatnya sepatu membuatku mesti ikut gerak andai kakinya gerak. Begitu pula sebelumnya. Belum pernah aku memakai sepatu dgn hak setinggi ini, hingga membuatku seperti berjinjit.

Belum selesai, lantas aku melihat sebuah korset aneh. Seperti korset ganda. Kami dipakaikan korset dan kini terlihat aneh, dlm korset itu tubuh kami menyatu pinggang ke pinggang. Korsetnya ditarik hingga membuatku susah bernafas. Tangan kiriku diletakan di pinggulnya, begitu jg dgn tangan kanannya.

Kini aku hanya bisa memakai tangan kanan, gadis sebelahku memakain tangan kiri. Kini terlihat kami seperti kembar siam. Dgn tiga kaki, dua kepala dan dua lengan. Kedua nyonya terlihat sangat senang hasilnya lantas memperhatikan kami.

Tanpa peringatan, putriku memecut meqiku. Aku menangis kesakitan, di sisi lain aku mencoba menjaga keseimbangan agar tak jatuh.

“Oh iya, aku lupa,” kata Sandra lantas tertawa dan melihat kami. Mungkin terlihat jelas warna merah di tempat putriku memecutku. “Bagus nih, tp kayaknya ada yg kurang.”

Aku bisa merasakan gadis ini menggigil namun aku berusaha agar tetap seimbang. Aku meringis kesakitan saat putriku memecut putingku. Gadis ini jg menangis saat putingnya dipecut Sandra. Lantas keduanya mengelilingi kami dan memecut. Yg kutau, kami selalu dipecut di tempat yg sama. Kami terus mengejang dan meringis namun tetap berusaha menahan keseimbangan. Akhirnya kami menghela nafas lega saat pecutan berhenti.

Kemudian para nyonya ngobrol, apakah kami mesti dipukul bareng atau satu -satu. Mereka lantas mesti coba, lantas mereka memukul kami satu – satu. Untungnya sdh agak seimbang hingga tak jatuh.

Putriku mulai bicara lagi,

“kayaknya kaliang ingin dekat terus ya?”

Aku tahu putriku punya pemikiran lain dan tak peduli apa pun jawaban kami. Setdknya tak pernah melakukan apa yg kukatakan. Jadi kujawab asal saja,

“iya nyonya, saya sangat ingin.” Gadis ini pun rupanya memiliki pemikiran yg sama sehingga menjawab seperti jawabanku.

“Bagus. Karena mulai kini, lu tinggal kayak gini,” kata Sandra sambil tertawa,

“lu mesti jalan, ngomong dan mikir sama – sama. Ngelakuin sama – sama. Lu adalah satu. Mungkin kami terlihat seperti bingung, beberapa waktu lalu kami tak saling kenal, namun kini mesti diikat bersama.

“Kalau kalian salah, dua – duanya dihukum. Kalau satu salah, keduanya jg dihukum.”

“Tp itu gak adil,” gadis ini mulai bicara.

“Siapa yg bilang keadilan?” putriku angkat bicara lantas memecut susuku. Sandra melakukan hal yg sama.

Gadis ini lantas memohon belas kasih diantara tangisnya.

“Lu ngerti gak?” Sandra mulai emosi.

“Ya nyonya, saya minta maaf,” jawab gadis ini terisak.

“Sentuh meqiu?” Sandra kembali merintah.

Gadis bodoh, pikirku. Dia lantas memegang selangkangannya. Tiba – tiba pipi kami ditampar.

“Maaf nyonya,” gadis itu kembali bicara.

Lantas tangannya kini memegang meqiku, yg ternyata basah. Aku bertanya – tanya kenapa meqiu basah padahal apa yg kulakukan ini sangat kubenci.

“Nah …”

“Basah nyonya.”

Aku jg disuruh menyentuh meqi gadis ini, yg ternyata sama basahnya dgnku.

“Ini jg basah nyonya,” kataku.

“Lu dua pelacur sange. Gw gak cuma ngehukum lu bareng. Jika salahsatu dari lu cukup bodoh buat bertdk atau keluar tanpa izin, maka yg gak salah bakal dihukum ganda.”

Tak adil memang, tp aku tahu mereka akan melakukan apa saja utk membuat kami keluar. Kami hanya menjawab,

“Ya nyonya.” karena tentu kami tak berani protes.

Mereka menuju pintu dan menyuruh kami mengikuti. Perlahan – lahan hingga menuju ruang kosong yg lumayan lega. Aku bertanya – tanya utk apa di sini.

“Kalian latihan di sini, latihan jalan, nunduk dan lainnya,” kata Ana.

Sandra menunjuk sebuah tombol yg letaknya cukup tinggi. Sepertinya susah utk kujangkau, “saat udah yakin bisa, tekan tombol itu, biar kita datang terus cek.”

“Iya nyonya,” jawab kami patuh, meski bingung cara utk meraihnya.

Tepat sebelum mereka berjalan keluar pintu mereka, mereka berbalik, lantas Ana berkata, “Mah, ini adik, dik ini mama. Jangan males belajarnya, karena kita bisa lihat dan dengar kalian. Paham?” Lantas mereka tertawa dan meninggalkan ruang.

Kami melihat satu sama lain.

“Hai dik,” bisikku lalu mulai memeluknya pelan.

“Mending kita mulai.”

Adik tersenyum,

“iya mah.”

Kami coba berdiri dgn pelbagai pose. Namun saat bergerak, butuh waktu lama utk menyesuaikan diri. Apalagi latihan jalan. Belum pernah kucoba sesuatu yg sesulit ini. Kami jalan terhuyung – huyung seperti sedang mabuk. Jg kami berlatih berlutut serta murangkak.

Di dinding ada gambari Ana dan Pipit, tangannya memegang papan bertuliskan ‘air.’ papan itu memiliki panah yg menunjuk pada gambar meqinya. Di gambar meqi itu terdapat lubang. Karena kami sangat haus, kami berlutut dgn kepala agak ke depan lantas menjilati lubang.

Satu detik kemudian kami menjerit terkejut, lidah kami serasa kena setrum. Kami saling pandang ngeri. Apakah ini cara baru utk menyiksa kami? Namun segera aku yakin, setrum ini bukan tanpa tujuan. Setelah keterkejutanku reda, kulihat adik hampir pingsan. Bisa makin berabe nih. “Kita mesti bareng,” teriakku sadar. Lantas kami coba lagi bareng, beberapa kali kena kejut namun akhirnya bisa jg memuaskan dahaga kami.

Kami terus latihan, jalan, lari, merangkak, berlutut.

Para nyonya datang bersama beberapa gadis lain. Mereka membawa meja dan bangku. Kami bergidik melihat bangku itu. Di bangku itu tertancap empat dildo yg, jika kita duduk, dapat dipastikan akan menancap. Namun kekhawatiran kami seakan sirna, sirna itu sempurna, saat melihat mereka jg membawa makanan. Selama proses tata menata, para nyonya memaki dan memukul gadis – gadis malang itu. Jelas keduanya sama – sama pemarah.

“Lu siapin itu,” kata Ana sambil mengangguk ke dildo.

Aku tentu paham maksudnya. Aku mesti menjilati dildo itu hingga basah. Aku meremas pelan adik lantas kami bergerak, berlutut dan menghisap dildo hingga para nyonya puas dan menyuruh kami duduk. Karena tak dapat melihat dildo, kami duduk pelan – pelan. Para nyonya tentu tak sabar dan langsung menekan tubuh kami sambil tertawa.

Di meja terdapat satu piring, satu garpu dan satu pisau.

“Ingat, lu dan lu adalah satu,” kata mereka lantas pergi.

Di piring terdapat daging. Adik mengambil garpu dan menusuk daging.

“Potong,” katanya. Aku mengambil pisau dan memotongnya. Irisan daging adik masukan ke mulutku. Proses diulangi, namun kali ini daging dimakan adik. Begitu terus hingga habis.

Setelah itu para nyonya datang dan menyuruh kami ikut. Dgn agak sulit, kami bangkit dan bergegas mengikuti mereka. Sepatu dan korset kami dibuka, namun kami belum berani menjauh.

Kami di bawa ke ruang lain yg hanya berisi kotak hitam besar. Sandra menekan suatu tombol lantas setengah kotak bagian atas terbuka menampilkan sesuatu yg sangat mengejutkan. Terdapat dua dildo. Hitam, dildonya hitam tetapi besar ukurannya.

Kami disuruh menaiki dildo itu ke anus. Aku menangis sambil mengerang hingga akhirnya tertancap seluruhnya. Setelah itu aku disuruh berbaring.

Pada adik, dia terus memohon belas kasih sambil melakukannya. Tentu itu percuma. Setelah selesai, adik menangis di sampingku.

Sandra menyumat hidungku hingga tak bisa bernafas lewat hidung. Kubuka mulutku utk bernafas. Sandra menekan saklar lain dan sesuatu tiba – tiba muncul dan memasuki meqiku. Tdk seperti dildo, entahlah karena aku tak bisa lihat.

Bagian atas kotak tiba – tiba mulai menutup kembali. Di atapnya terdapat dildo lain, tentu utk mulut kami. Aku takut mesti menghabiskan malam di dlm kotak. Dildo di meqiku mulai menggelitik. Hingga kusadari seperti berlistrik. Dildo mulut itu masuk ke mulut hingga seperti mentok.

“Tangki di memelu, kalau penuh bakal memompa isinya ke mulut lain. Jadi kalau lu kencing, yg lain mesti minum airnya,” kata Sandra.

Setelah kotak tertutup rapat, cahaya menjadi sirna. Aku sulit bernafas. Lenganku bergerak mencari lengan adik hingga tangan kami berpegangan.

Adik Temanku Yang Hot


Kala itu aku numpang kost di rumah temanku yang sudah berkeluarga. Sedang seorang gadis adik temanku kebetulan numpang juga di rumah itu, sebagai pengasuh anak-anak temanku itu, berhubung suami istri bekerja. Pada awalnya aku memandang gadis itu Nani namanya, biasa-biasa saja.

Maklum aku walaupun sudah cukup dibilang dewasa (27) tetapi sekalipun belum pernah mengenal wanita secara khusus apalagi namanya pacaran, maklum orang tuaku menekankan menuntut ilmu lebih utama untuk masa depan.

Apalagi setelah aku selesai kuliah dan langsung bekerja, aku merasa berhasil menikmati hasilku selama ini. Itu sekedar background kenapa gadis itu aku pandang biasa saja, karena dia hanya lulus SD sehingga aku kurang peduli bila aku menyadari tingkat pendidikanku sendiri.

Namun dari hari kehari Nani si gadis itu selalu melayaniku menyediakan makan, menjaga kebersihan kamarku, dan bahkan mencuci bajuku yang terkadang tanpa aku minta walaupun aku sebenarnya biasa mencuci sendiri, namun adakalanya aku cukup sibuk kerja, sehingga waktuku terkadang serasa di buru-buru.

Rupanya gadis itu sedikit menaruh hati, tapi aku tidak tanggap sekali. Terlihat dari cara memandangku, sehingga aku terkadang pura-pura memperhatikan ke arah lain. Sampai pada suatu saat, dimana temanku beserta anak istrinya pulang kampung untuk suatu keperluan selama seminggu, sedangkan adik perempuannya karena harus menyediakan makan setiap kali untukku, tidak diikutkan pulang, sehingga tinggal aku dan si gadis Nina itu di rumah.

Rupanya kesendirian kami berdua menimbulkan suasana lain di rumah, dan hingga pada suatu pagi ketika gadis itu sedang membersihkan kamarku yang kebetulan aku sedang bersiap berangkat kerja, masuklah gadis itu untuk menyapu lantai. Sebagai mana posisi orang menyapu, maka saat gadis itu membungkuk, aduuhhhh…, rupanya perh yang sedang bercermin tersapu juga oleh pemandangan yang menakjubkanku.

2 buah melon yang subur segar terhidang di depanku oleh gadis itu, dengan sedikit basa basi gadis itu menyapaku entah sadar atau tidak dia telah menarik perhatianku karena payudaranya yang tidak terbungkus BH, kecuali dibalut baju yang berpotongan dada rendah. Dengan tidak membuang kesempatan aku nikmati keindahan payudara itu dengan leluasa melalui cermin selama menyapu dikamarku.

Menjelang dia selesai menyapu kamarku, tiba-tiba dia dekap perutnya sambil merintih kesakitan dan muka yang menampakkan rasa sakit yang melilit. Dengan gerak refleks, aku pegang lengannya sambil aku tanya apa yang dia rasakan.

Sambil tetap merintih dia jawab bahwa rasa mules perut tiba-tiba, maka aku bimbing dia ke kamarnya dengan tetap merintih memegangi perutnya sampai ditempat tidurnya. Kusuruh dia rebahan dan memintaku untuk diberikan obat gosok untuk perutnya. Segera aku ambilkan dan sambil berjaga dia gosok perutnya dari balik blousenya.

Tetapi tiba-tiba saat menggosok lagi-lagi dia mengerang dan mengaduh, sehingga membuatku sedikit panik dan membuatku segera ikut memegangi perutnya dan sambil ikut mengurut juga. Dan nampak sedikit agak berkurang rintihannya, sambil masih tetap kuurut perutnya. domino588

Kepanikanku mulai hilang dan aku mulai sadar lagi akan keindahan payudara gadis itu bersamaan dengan bangkitnya perasaan gadis itu selama aku urut tadi mulai menelusuk ke tubuhnya merasakan kenikmatannya juga dan dengan tiba-tiba tanganku dipegangnya.

Di bimbingnya tanganku ke taman berhiaskan buah melonnya yang subur segar dan aku turuti saja kenikmatan bersama ini untuk mengusap buah melon yang tidak terbungkus itu, dan tanganku terus menelusup diantara buah-buah itu sambil memetik-metik putingnya.

Gadis itu mulai merintih nikmat, dan erangan halus dan memberi isyarat tanganku untuk terus dan terus memilin puting buahnya yang semakin menegang. Baru aku sadari bahwa untuk kali pertama aku merasakan puting gadis yang menegang bila sedang terangsang dengan erangannya yang membuat penisku yang dari tadi ikut mengeras tambah menekan di dalam celanaku yang sebenarnya sudah siap untuk berangkat kerja, namun untuk sementara tertunda.

“Eehh… Mas.. Gelii.. Tapi nikmat, aahh.. Eehmm aduuhh nikmat mass..”

Posisi dia saat itu sambil duduk membelakangiku, dan tiba-tiba dia menyandar ke dadaku sambil menengadahkan mukanya dan mulutnya mengendus-endus leherku. Tanpa buang waktu, mulutku pun kuenduskan ke lehernya dan selanjutnya mulut kami saling berpautan, saling mengulum dan saling menjulurkan lidah dengan penuh nafsu.

Sementara tanganku terus menyusuri buah-buah yang subur itu untuk meningkatkan kegairahannya, sedang tangan gadis itu mulai hilang kesadarannya oleh kenikmatan itu dengan ditandai kegairahannya untuk melepas kaitan rok bawahannya dan dilanjutkan ke kancing-kancing blousenya.

Kembali kesadaranku tertegun untuk pertama kali aku menikmati keutuhan tubuh seorang gadis yang hanya mengenakan CD-nya. Namun untuk saat itu juga aku terperanjat, “Eiitt, Nina ini sudah jam delapan, aku harus berangkat kerja wahh, aku terlambat”, kataku.

Kami saling tertegun pandang dan saling senyum tertahan dan kemudian kami berpeluk cium, sambil aku berkata, “Entar aku berangkat dan aku segera kembali, hanya untuk minta ijin kalau aku ada keperluan yahh, gimana?”.

“He.. Eh, Mas entar kita terusin lagi ya Mas, tapi janji lho, ehh tapi Mas?”.
“Kenapa Nan…” tanyaku.
“Mas kemot dulu dong payudaraku, ntar baru boleh berangkat”.

Achh lagi-lagi kenikmatan yang tak bisa ditunda pikirku, dengan “terpaksa” aku kemot putingnya dan dengan penuh gairah aku kemot buah dadanya sampai hampir merata bekas kemotan di kedua buah dadanya, sampai-sampai si Nani tak percaya keganasanku.

Kami saling melepas pelukan yang seolah adalah kerinduan yang selama ini lama terpendam. Kebetulan kantorku hanya beberapa ratus meter dari rumah kost yang aku tempati. Selesai aku menyampaikan alasan yang dapat diterima atasanku, segera aku bergegas pulang lagi.

Ketika aku sampai dirumah, yang memang setiap harinya sepi pada jam-jam kerja, maka menambah kegairahanku waktu aku membuka pintu depan yang tidak terkunci, dan langsung kukunci saat aku masuk.

Tetapi pintu-pintu kamar tertutup. Maka yang pertama aku tuju adalah kamarku. Aku buka kamarku untuk ganti baju kerjaku dengan maksud akan ganti baju kaos dengan celana pendek saja.

Aku buka baju dan celanaku satu persatu, dan saat aku hanya kenakan celana dalamku, tiba-tiba dari belakang, Nina si gadis itu sudah di belakang mendekapku dan ohh, menakjubkan…, rupanya dari tadi dia aku tinggalkan, dia tidak lagi mengenakan bajunya sambil terus menungguku di kamarku.

Maka kembali kenikmatan pagi itu aku teruskan lagi, dengan saling meraba dan dengan ciuman yang penuh nafsu dan kami masing hanya mengenakan celana dalam saja, sehingga kulit kami bisa saling bergesekan merasakan dekapan secara penuh, sementara kami berpelukan dan mulut berciuman, penisku merasakan keempukan tonjolan daging di selangkangan Nani yang seolah terbelah dua memberikan sarang ke batang penisku.

DOMINOQQ | Sedangkan dadaku merasakan tonjolan buah dadanya yang lembut dan torehan puting susunya di dadaku. Tanganku bergerak dari punggungnya beralih ke pantatnya yang bulat untuk aku remas-remas, sedang tangannya tetap memegang leher dan kepalaku dengan mulut, bibir dan lidah saling mengulum. Lama kami pada posisi berdiri.

“Eeehh… Mmaas eehh eegh enaak sayang ngg…, teruss, teruss… Gelii… Egghh eenaak” erangnya yang setiap saat keluar dari mulutnya.

Kegairahan pagi itu kami lanjutkan di lantai kamarku untuk saling berguling dan tetap saling peluk menaikkan gairah petting kami yang pertama kali di lantai kamarku. Maklum kamar indekost dengan tempat tidurku yang seadanya dan pas-pasan yang pasti kurang pas untuk kegairahan petting yang memuncak di pagi itu.

Dengan leluasa tangan kami saling bergerak ke buah dada, penis, puting dan satu hal selama ini yang jadi obsesiku adalah keinginan yang terpendam untuk mengemot puting bila melihat buah dada wanita yang sedemikian montok dan menggairahkan, maka aku tumpahkan obsesiku pada kenikmatan pagi itu untuk pertama kalinya.

“Mass sayang terruss kemot pentilku.. Mmaass gelii, geelii,… Eehm Mas nikmat.. Terus jilatin pentilku teruss aku peengin di jilatin terus pentilku..”.

Dengan penuh gairah pertama aku puaskan menjilati putingnya yang aku rasakan semakin menegang dan demikian juga dengan penisku, sambil aku gesek-gesekkan ke tonjolan daging di selangkangannya.

Aku kembali agak kaget ketika batang penisku merasa basah saat aku gesekkan di tonjolan daging selangkangan Nina yang masih memakai CD, yang bahkan penisku sendiri belum mengeluarkan cairan sperma. Maka sambil mulutku mengemot dan menjilati puting susunya, tanganku mencoba meraba selangkangan Nina diantara belahan daging, namun tiba-tiba dia memekik.

“A’aa ehh jangan dulu Mas nggak tahan gelinya”.

Maka sementara aku lepaskan kembali dan tangan ku kembali meremas buah dadanya sambil memilin-milin putingnya.

“Mass… he’eh begitu kemotin pentilku teruss.., susuku diremass-re’eemas… E’eenak eeh… Ehghhm… Yangg geli…”. Penisku terus aku gesek-gesekkan dicelah selangkangan Nina,
“Eeh,, Eehh… Eehh… Eehh… Eeheh… Eh”. Demikian lenguhannya setiap aku gesek selangkangannya.

“Mas… Tarik CD-ku dan lepaskan celanamu…”,

Sampai pada ucapan Nina tersebut maka sementara kami lepas pergumulan itu sambil aku dengan ragu dan deg-degan menarik pelan-pelan CD-nya yang masih dalam keadaan telentang sementara aku duduk dan dia mulai angkat kakinya ke atas saat CD-nya mulai bergeser meninggalkan pantatnya.

Sambil terus kutarik perlahan-lahan dengan saling berpandangan mata serta senyum-senyumnya yang nakal, maka aku dihadapkan dengan sembulan apa yang disebut clitoris yang ditumbuhi rambut-rambut halus sedikit keriting dan bllaass, lepas sudah CD-nya tinggalah celah rapat-rapat menganga semu pink dan semu basah dengan sedikit leleran lendir dari lubang kenikmatan itu.

“Nin.. Kenapa sih?” tanyaku nakal,
“Apanya… Mas?” sahutnya sambil senyum,
“Kalau dikemot-kemot payudaranya sama pentilnya tadi”.
“Aduh rasanya geli banget, rasanya kaya mau mati saja tapi nikmat iih geli”.
“Enggak sakit dikemot dipentilnya tadi..” tanyaku,
“Enak.. Mas, rasanya pingin terus, kalau sudah yang kiri, terus pingin yang kanan, rasanya pingin dikemot bareng-bareng sama mulut Mas.

Terus di liang kewanitaanku jadi ikut-ikutan geli nyut-nyutan sampai aku eeghh.. hemm gimana yach bergidik.

“Hhmm” akunya.
“Terus pingin lagi nggak dikemot-kemot?” tanyaku penasaran.

“Iiih… Mas nakal, ya.. Pingin lagi dong”, sambil tangannya merayap ke selangkanganku yang masih pakai CD, memencet penisku yang menonjol dan juga meremas.
“Kalau adik Mas rasanya gimana tuh kalau kupegang-pegang gini?, geli nggak?” keingin-tahuannya besar juga.
“Sama nikmat rasanya, pengin terus dielus-elus sama Nina terus, geli eh-eh… eh” dengan penasaran dia mengesek-gesek pas lubang penisku, jadi geli rasanya.
“Kalau ininya dipegang-pegang gini gimana Mas?” sambil dia pegang dan raba-raba buah pelirku.
” Yah nikmat juga” tegasku sambil aku elus-elus pahanya yang tidak begitu putih tapi mulus.
“Eh.., Mas tadi kutipu, pura-pura sakit, habis Mas kelihatannya cuek saja”, sambil dia senyum nakal menggoda.

Brengsek juga nih anak batinku, nekat juga ngerjain aku.

“Mas.. selama seminggu ini kita hanya berdua saja dirumah, terus gimana enaknya Mas?” tanyanya sambil iseng meremas-remas penisku yang tetap tegak sedang aku memilin-milin puting susunya yang juga tetap tegang,
“Kita kelonan terus saja seminggu ini siang ataupun malam”.

Kebetulan kerjaku selama ini hanya sampai jam 14.00 sudah pulang. Dia menggoda.

“Terus nanti kalau kelonan terus Mas nanti nggak ada yang nyediain makan gimana dong”.
“Yah nggak usah makan asal kelonan terus sama Nina entar kenyang”.

Dia bangkit dan memelukku erat-erat dan diciuminya bibirku sambil lidahnya dijulurkan ke kerongkonganku. Sambil melepas dia berkata,

“Mas kita kelonan lagi yuk sampai sore, terus nanti mandi bareng”. Tanganku mulai mengelus clitorisnya dan mulutku terus mengulum bibirnya dan kembali dia telentang di lantai dan aku mulai menindihnya
“Mas.. Kalau gini terus aku rasanya mau pingsan kenikmatan eehh… M eghhmm… Aduuh… nikmat Mas di memekku.. Geli rasanya teruuss eeghh… Eghh”.

Dan aku rasakan clitorisnya semakin basah, dan dengan lahapnya jari tengahku aku cabut dari clitnya untuk kujilati jariku dan aku rasakan nikmat gurihnya lendir seorang perempuan pertama kalinya.

“Eeehh.. Eennak… Aahh.. Aahh uuhhgg uughhg uuhh… Ehhehh”

Saat jariku kembali menelusup kedalam lubang clitorisnya. Lenguhan mulutnya dan dengus napasnya menaikkan gairahku yang kian meningkat tapi aku ragu untuk menuruti naluriku mencoba memasukkan penisku ke lubang senggamanya. Maka sementara aku tahan walupun penisku pun juga sudah semakin basah oleh lendirku juga.

Aku mulai merayap kebawah selangkangannya dan mulutku berhadapan dengan clitorisnya tanpa dia sadari karena matanya terpejam menikmati gairah yang dirasakan, saat lidahku mulai menjilatlubang clitorisnya, kembali dia terpekik.

“Aahhuughh huu… Hu… Egghh aduh… Eggh nikmat, aduhh aku gimana nih Mass aahh aku nggak kuat, Mass… Mas.. eghh.. egh hhgeehh… Mas.”

Sambil dia aku perhatikan pantat, paha, perut dan kakinya seolah kejang seperti kesakitan tetapi aku sangsi kalau dia sakit, dan malahan kepalaku dia tekan kuat ke selangkangannya sambil terus berteriak.,

“hehehggheh ahh… ehhehh… huhh… mass… aku.. akuu rasanya… eghh” dan dia bangkit sambil menarik CD-ku yang masih aku kenakan, dan blarr, penisku menantang tegak
“Mas masukkan Mas.. eeghheghh” dan dia angkat kakinya sambil telentang dia bentangkan lebar selangkangannya sambil tangannya membimbing penisku memasuki clitorisnya.
“Mas.. kocok Mas eghh Mas yang dalam… kocok terus selangkanganku aduhh eghh Mas enakk”.

Sambil menekuk kaki, sementara tanganku sebagai tumpuan dan dengan berat tubuhku aku tindihkan dan kuamblaskan penisku ke lubang yang sedari tadi sudah menunggu, dan aku rasakan sedotan lubang yang sangat kuat pada batang penisku yang rasanya dikemot-kemot.

“Eehhgehhg… Teruss. teruss Mas… Maass nikmat kocok terus aduuh rasanya aku nggak kuat mass ada yang keluar eghh.. Eghh.. Eehhgg aduuhh.. Mass…”
“Ahhgg-agh… Nani aku aduh egghh, Nani rasanya memekmu ngemot eghh eehhmm… nikmat… Terus sedot..”
“Mass nikmat… Sekali nikmat… Dalam sekali. Aahh aduh… Hhaghhah Mass.., aku mau keluarrr”.

“Aku juga Nan… Ahhgh aku sudah mau keluar.. ahgghhah”.

Dan aku cabut penisku saat dia demikian bergetar dan menyedot sedot penisku sehingga aku tak tahan lagi untuk menyemburkan spermaku dan saat itu aku merasa dia terlepas dari penisku.

Dia bangkit dan menyongsong batang penisku dengan mulutnya menyambut semburan spermaku sambil tangannya menggosok lubang clitorisnya, ditimpali dengan lenguhannya yang tidak beraturan dimulutnya.

“Cppokklep.. Plekk.. Clepk.. Clkek.. Cslckek”

Bunyi mulutnya mengemot dan menyedot penisku sementara aku terasa bergetar dan tenagaku berangsur-angsur lemas, sampai dia menjilati sisa sperma pada penisku dengan bersih.

Sesaat kemudian aku tidur ditempat tidurku siang itu kelonan berdua yang tidak terasa telah jam 3 sore, dan baru kemudian bangun dengan badan terasa agak pegal. Kami kembali berpagut lama dengan saling rabaan dan remasan masih dalam keadaan tanpa busana.

Akhirnya kami mandi bersama dengan air yang sebelumnya kami siapkan. Itulah pengalaman pertama kaliku menikmati hubungan seks dengan seorang gadis kampung bernama Nani.