Rabu, 30 Mei 2018

Pengalaman Bercinta Dengan Bosku Di Saat Hujan


Perkenalkan, nama aku Sinta 26 tahun dan sekarang saya tinggal di kota Bandung. Pada kali ini aku akan menceritakan pengalaman bercinta dengan bosku. Cerita ini dimulai ketika aku masih di Jakarta dan pada saat itu aku berusia 23 tahun. Dan masih bekerja sebagai karyawati sebuah toko baju di mall kawasan Jakarta pusat. Aku bekerja pada seorang bos muda yang wajahnya bisa dibilang tampan dan putih, karena dia terlahir di keluarga tionghoa.

Singkat cerita, Pada suatu hari hujan deras mengguyur kota Jakarta hingga sore hari sampai toko mulai tutup. Ketika aku mau pulang, bosku menawari untuk pulang bersama karena dia menggunakan mobil, jadi aku memutuskan untuk menyetujui penawarannya agar tidak kehujanan. Dan akhirnya kami pulang dalam 1 mobil. Dan ternyata perjalan yang akan kami lewati terjadi macet parah akibat dari banyak motor yang berhenti di bawah jembatan untuk berteduh dan rusaknya lampu pengatur jalan raya.

Di sepanjang perjalan, kami ngobrol layaknya berbincang-bincang dengan teman lama. Dan ternyata bosku itu seorang yang mudah bergaul dan sangat friendly. Tidak seperti saat dia di toko, mungkin dikarenakan untuk terlihat dia lebih berwibawa. ketika kami sedang asik-asiknya ngobrol dan dalam kondisi yang macet, tiba-tiba tangannya memegang pahaku, seketika itu juga aku langsung meraih tangannya dan memindahkannya ke persneling mobilnya agar tidak menyentuh pahaku.
Tidak lama kemudian, tangannya mencoba digesek-gesekkan ke pahaku kembali. Namun ketika aku meraih tangannya lagi, ternyata dia memegang semakin kuat dan termemegang pahaku. Dan entah ada setan apa yang merasuki atau mungkin efek dari dinginnya hujan dan AC mobil yang menyala yang membuat aku seperti tersengat listrik dan sontak merasa enak sekali saat tangannya digesek-gesek ke pahaku.
Dan lebih mengejutkannya lagi, tangannya makin naik ke daerah selangkanganku dan mulai menyelinap ke daerah bibir vaginaku dan aku merasa semakin menikmati permainan jarinya, akhirnya aku merasa mulai basah di sekitar vagina ku. Aku pun mulai tersadar dan tidak memintanya untuk tidak melakukannya di jalan yang sedang macet karena dari luar kaca mobil pasti akan terlihat. Akhirnya kami putuskan untuk tidak langsung pulang, melainkan mampir ke hotel terdekat di sekitar jalan yang kami lewati.
Dan tibalah kami di hotel, dia langsung memelukku layaknya seekor singa yang menerkam lawannya. Dia langsung menyiumiku dengan ganasnya dan aku pun menikmati dan mengikuti permainannya. Lidahnya mulai menjilati tubuhku dan aku sangat menikmatinya sekali. Jilatan lidahnya itu semakin membuatku terangsang dan aku pun akhirnya mendesah karena terlalu menikmati permainan yang dia berikan.
Tidak lama kemudian kami saling melepas pakaian hingga kami sama-sama terlihat bugil layaknya sepasang suami istri. Aku melihat penisnya yang sudah mulai kokoh berdiri. Bosku memintaku untuk mengulum penisnya dan mulutku pun langsung menghampiri penisnya tanpa menjawab permintaan bosku itu. Semakin lama kuhisap penisnya, dia semakin menikmati kulumanku itu dan mulai mendorong-dorong penisnya itu ke mulutku.
Setelah itu dia memintaku untuk tidauran diatas kasur dengan posisi kaki dibuka dan aku merasa penisnya telah masuk kedalam vaginaku. Ditusukannya semakin dalam secara perlahan sampai aku merasa penisnya telah menyentuh ujung vaginaku. Dia keluar-masuk kan penisnya kedalam vaginaku dan aku semakin merasa keenakan sekali sampai akhirnya kami sama-sama sudah diujung klimaks. Dan akhirnya kami klimaks bersama dan aku merasa ada cairan yang keluar di dalam vaginaku yang keluar dari penisnya dan terasa hangat sekali.
Setelah permainan yang kami lakukan itu, kami melakukan bersih-bersih dan bersiap-siap diri untuk pulang. Bosku berterima kasih padaku dan aku pun berterima kasih padanya karena telah memberikan kenikmatan yang indah sekali. Setelah itu, kami sama-sama pulang ke rumah masing-masing dan keesokan harinya kami bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Dan berjalan seperti biasa, aku bawahan dan dia bosku.

0 komentar:

Posting Komentar